Jumat, 05 Februari 2010

Piping Material : Mengolah Work Volum

Selamat Pagi Indonesia.....

Dalam pekerjaan Piping Material di suatu EPC sering kali terdengar kata Work Volum, Work Volum merupakan Jumlah total pekerjaan bagi Construction dengan report meliputi :
1. Total number of Joint, dan Dia-Inch
2. Pipe length dan Inch-Meter
3. Total Weight / Tonnage
4. Painting Area dan Insulation Area
5. Radiography Test dan Penetrant test Joint
6. PWHT Joint

Dalam menghasilkan report diatas tentunya perlu suatu inputan Bill Of Quantity material yang di take off dari P&ID atau Isometric Sketch, kemudian baru bisa dihitung :
1. Total number of Joint, dan Dia-Inch
Perlu Inputan "Unit Joint" yang merupakan jumlah joint dari suatu single piping component, semisal untuk Tee Unit Joint nya adalah 3, Flange = 1, Reducer = 2, Lalu :
Total Number of Joint = Unit Joint x Material Quantity
Dia-Inch = Total Number of Joint x Joint Size

2. Pipe Length, merupakan jumlah total dari panjang Pipa
Inch-Meter = Pipe length x Joint Size

3. Total Weight / Tonnage
Unit Weight dari Pipa bisa didapatkan dari formula yang ada pada ASME B36.10 atau ASME B36.19 dan juga sudah ditabelkan di Standard tersebut
Dari ASME B36.10
Unit Weight Pipe : 0,0246615(Pipe OD-thickness)thickness Kg/m

Total Weight Pipe / Tonnage = Unit Weight Pipe x Quantity
Untuk Tonnage Satuan Kg dikonversi kedalam Ton

Sedangkan untuk mendapatkan Total Weight dari Fitting dan Valve bisa didapatkan dari Katalog Vendor

4. Painting Area dan Insulation Area
Memerlukan inputan "Equivalent Length" yakni kesetaraan panjang dari valve, fitting dan komponn lainnya terhadap panjang dari Pipa, sebagai contoh Equivalent length dari Elbow adalah 4D, sedangkan Flange adalah 3D

Painting Area : Pi x Joint Size x Total Equivalent Length
Insulation Area : Pi x (Joint Size + 2xInsulation Thickness) x Total Equivalent Length

Painting diperlukan untuk proteksi terhadap korosi, Pipa-pipa carbon steel merupakan pipa yang menjadi sasaran utama terhadap dikenakannya painting ini karena kerentanannya terhadap korosi, Sedangkan pipa stainless steel kadang juga diperlukan proteksi menggunakan painting ini jika terletak dekat dengan laut atau di offshore karena kadar chloride yang tinggi. Ketentuan mengenai line-line apa saja yang perlu di painting dan menggunakan painting sistem apa, bisa dilihat pada project spec

Insulation ada 3 Tujuan, yakni :
- Peredam Vibrasi : Acoustic Insulation
- Personal Protection
- Untuk tujuan proses, yakni mempertahan kan temperatur dari fluida yang mengalir terhadap pengaruh suhu lingkungan luar, terdiri dari 2 macam, yakni Cold insulation dan Hot Insulation.

5. Radiography Test & Penetrant Test Joint
Radiography Test dan penetrant test merupakan test terhadap gagal tidaknya sambungan las, dimana Radiography dilaksanakan untuk Line dengan sambungan buttweld, sedangkan untuk sambungan socketweld dilakukan penetrant test.
Pada aplikasi nya tidak semua line harus di Radiography Test atau Penetrant test pada sambungannya, Prosentase dari Radiography Test & Penetrant Test ini merupakan fungsi dari P-No, Fluid Category dan Pressure Rating
- P-No merupakan indikasi dari weldability
- Fluid Category berdasarkan ASME B31.3 dijabarkan sebagai berikut :
a. D Fluid : Non flamable, non-toxic, not damage human tissue, Pressure tidak lebih dari 150 psi, dan Design temperture terletak antara -29 deg C s/d 186 deg C
b. M Fluid : a fluid service in which the potential for personnel exposure is judged to be significant and in which a single exposure to a very small quantity of a toxic fluid, caused by leakage, can produce serious irreversible harm to persons on breathing or bodily contact, even when prompt restorative measures are taken
c. Severe Cyclic Conditions: conditions applying to specific piping components or joints in which stress compute SE exceeds 0.8SA (allowable stress), and the equivalent number of cycles (N) exceeds 7000 or other conditions that the designer determines will produce an equivalent effect. For example piping around Molecular Sieve Unit which has more than 1 operating temperature i.e temperature normal and regenerating temperature changed at least twice a day as result cycles N exceed 7000 along lifetime.
d. Nor mal Fluid : fluid except categorized as D Fluid, M Fluid, Severe Cyclic Condition and high pressure.
Sample dari NDE adalah sebagai berikut :

Namun, secara aplikasi harus memperhatikan persyaratan yang ada dalam project spec

6. PWHT Joint
Post Weld Heat Treatment merupakan perlakuan panas setelah pengelasan untuk menghilangkan tegangan sisa, sehingga tidak terjadi crack setelah pengelasan
Beberapa Joint line yang perlu di PWHT berdasarkan tabel 331.1.1 ASME B31.3 antara lain :
- CS dan LTCS untuk thickness diatas 20 mm
- Low Alloy Steel dengan kurang dari 1/2% Cr, dengan thickness diatas 20 mm
- Low Alloy Steel dengan lebih dari 1/2% Cr, dengan thickness diatas 13 mm
PWHT juga diaplikasikan tanpa memperhatikan thickness untuk menghindari stress corrosion cracking untuk beberapa corrosive environment seperti amine, sour service, caustic.
- API RP 945
Untuk MEA unit PWHT direkomendasikan untuk semua carbon steel tanpa memperhatikan temperatur untuk menghindari Alkaline Stress Corrosion Cracking (ASCC) , Amine selain MEA unit , PWHT direkomendasikan untuk carbon steel yang kontak dengan amine pada service temperatur diatas 82 deg C
- NACE SP 0472
Carbon steel yang kontak dengan sour service, PWHT direkomendasikan untuk mengontrol kekerasan HAZ guna memenuhi persyaratan 22HRC sperti yang dinyatakan di NACE MR 0175 untuk menghindari Sulfide Stress Corrosion Cracking (SCC)
- Carbon Steel yang kontak dengan Caustic Service
- Carbon Steel yang kontak dengan anhydrous ammonia, untuk menghindari Ammonia Stress Corrosion Cracking.
Aplikasi dari PWHT tanpa memperhatikan thickness ini harus me reffer ke project Requirement

Tidak ada komentar:

Posting Komentar